Minggu, 02 Maret 2014

SKILAS VAKSIN BARU DPT-Hb-Hib (PENTAVALEN)



WHO (Global Immunization Data) tahun 2010 menyebutkan 1.5 juta anak meninggal karena penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi dan hampir 17% kematian pada anak    < 5 tahun dapat dicegah dengan imunisasi. Berdasarkan hasil Riskesdas Tahun 2007, pneumoni merupakan penyebab kematian no. 2 di Indonesia, 1/3 etiologi pneumoni disebabkan karena Hib. Meningitis merupakan radang selaput otak dan Hib merupakan penyebab utama meningitis pada bayi usia ≤ 1 tahun, jika penyakit ini tidak diobati 90% kasus akan mengalami kematian dan jika disertai pengobatan adekuat 9-20 % kasus akan mengalami kematian.
Dan berdasarkan rekomendasi dari SAGE (Strategic Advisory Group Of Expert On Immunnization) dan berdasarkan kajian dari Regional Review Meeting on Immunization WHO/SEARO di New Delhi dan Indonesian Technical Advisory Group of Immunization (ITAGI) pada tahun 2010 maka pemberian  imunisasi Hib dikombinasikan dengan DPT-HB menjadi DPT-HB-Hib (pentavalen) untuk mengurangi jumlah suntikan pada bayi dan perlunya  diintegrasikan ke dalam program imunsiasi nasional untuk menurunkan angka kesakitan, kecacatan dan kematian bayi dan balita akibat pneumonia dan meningitis sehingga dapat tercapai target MDG’s ke-4 ”angka kematian balita (AKABA) 24/1000 kelahiran hidup pada tahun 2015”.
Tindaklanjut nyata rekomendasi tersebut adalah terbitnya Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 23/Menkes/SK/I/2013 tentang Pemberian Imunisasi Difteri Pertusis Tetanus/ Hepatitis B/Haemophilus Influenza type B. Kepmenkes tersebut menyebutkan pelaksanaan pemberian imunisasi DPT-HB-Hib di Indonesia akan dilakukan secara bertahap, tahap 1 meliputi wilayah Jawa Barat, DI Yogyakarta, Bali, dan Nusa Tenggara Barat pada Juli 2013, Tahap kedua pada Maret 2014 di 10 provinsi, yaitu DKI Jakarta, Banten, Jateng, Jatim, Sumut, Sumsel, Babel, Jambi, Lampung, dan Sulsel, dan  tahap 3 akan diimplementasikan ke seluruh provinsi di tanah air.
Prinsip pemberian imunisasi DPT-HB-Hib, yaitu diberikan pada anak dengan usia 18 bulan atau  anak dengan  usia 2 bulan yang belum pernah  sekalipun mendapatkan suntikan vaksin DPT-HB. Bagi anak yang sudah mendapatkan imuniasi DPT-HB dosis pertama atau kedua, tetap dilanjutkan dengan pemberian imunisasi DPT-HB sampai dengan dosis ketiga Pemberian vaksin DPT-HB-Hib sebagai booster diberikan minimal 12 bulan dari DPT-HB-Hib terakhir. Selain itu, pada anak dengan  usia 2 tahun juga mendapatkan suntikan  imunisasi Campak sebagai booster (imunisasi lanjutan). Interval minimum  untuk mendapatkan booster Campak yaitu  6 bulan dari suntikan Campak dosis pertama.
Hasil uji klinis yang dilakukan oleh Bio Farma menyebutkan secara materi, kombinasi DPT-HB-Hib tidak akan mengurangi tingkat keamanan dan perlindungan vaksin,  reaksi lokal berupa nyeri hanya dialami oleh 14,9 % subyek dan 28% subyek mengalami demam. Efikasi vaksin 90-99%, selain itu pada pembuatan vaksin DPT-HB-Hib, Bio Farma menggunakan agar pepton untuk perkembangbiakan bakteri.
Imunisasi DPT-HB-Hib diberikan dengan pemberian suntikan vaksin DPT-Hb-Hib 0,5 ml secara intramuskular pada paha anterolateral dan di lengan kanan atas pada batita saat imunisasi lanjutan. Sedangkan untuk pemberian imunisasi Campak diberikan sebanyak 0,5 ml disuntikan secara sub kutan pada lengan kiri atas, pertengahan M.Deltoideus.

Minggu, 14 Oktober 2012

SOP PEMBERIAN IMUNISASI


SOP IMUNISASI DPT

1      Nama Kegiatan
Pemberian Imunisasi DPT-Hb Combo
2      Tujuan
DPT agar anak mempuNyai daya tahan terhadap penyakit Dipteri, Pertusis, Tetanus dan Hepatitis B
3      Ruang Lingkup
Semua pasien yang akan melakukan imunisasi DPT di Posyandu  pada anak berumur 2-11 bln
4      Ketrampilan Petugas
a.    Dokter
b.    Bidan
c.    Perawat
5        Alat dan Bahan
a.    Vaksin DPT
b.    Spuit disposible
c.    Kapas alkohol
6      Langkah Kerja
a      Petugas mencuci tangan
b      Pastikan vaksin yang akan di gunakan
c      Jelaskan kepada ibu anak tersebut, umur anak (2-11 bulan) jumlah suntikan 3x untuk imunisasi DPT.
d      Ambil 0,5 cc vaksin DPT
e      Bersihkan 1/3 paha bagian luar dengan kapas steril (air panas)
f       Suntikan secara intra muskuler (im)
g      Terangkan kepada ibu anak tersebut, tentang panas akibat DPT, berikan obat penurun panas / antipiretik kepada ibu anak tersebut.
h      Anjurkan kompres hangan di lokasi penyuntikan.
i       Rapikan alat-alat
j       Petugas mencuci tangan
k      Mencatat dalam buku
7      Indikator Kinerja
Mendapatkan hasil yang tepat dan benar







SOP IMUNISASI POLIO

1.    Nama pekerjaan
Pemberian Immunisai Polio
2.    Tujuan
Sebagai acuan dalam pemberian imunisasi polio agar anak mempunyai daya tahan terhadap penyakit polio.  
3.    Ruang Lingkup
Semua pasien yang akan melakukan imunisasi polio di unit pelayanan Posyandu pada anak berumur 0 - 11 bln
4.    Ketrampilan Petugas
a.    Dokter
b.    Bidan
c.    Perawat
5.    Uraian Umum
a      Imunisasi polio diberikan pada bayi mulai umur 0 – 11 bulan dalam ruang lingkup Posyandu dan 0 – 59 bulan untuk kegiatan Pekan Imunisasi Nasional (PIN)
b      Imunisasi polio di Puskesmas diberikan sampai 4 kali dengan selang waktu 1 bulan
6.    Alat dan bahan
·         Pinset
·         Vaksin polio dan pipet
7.    Langkah kerja
a.    Petugas mencuci tangan
b.    Pastikan vaksin polio dalam keadaan baik (perhatikan nomor , kadaluarsa dan vvm )
c.    Buka tutup vaksin dengan menggunakan pinset / gunting kecil
d.    Pasang pipet diatas botol vaksin
e.    Letakkan anak pada posisi yang senyaman mungkin
f.     Buka mulut anak dan teteskan vaksin volio sebanyak 2 tetes
g.    Pastikan vaksin yang telah diberikan ditelan oleh anak yang diimunisasi
h.    Jika di muntahkan atau di keluarkan oleh anak, ulangi lagi penetesan
i.      Saat meneteskan vaksin ke mulut, pastikan agar vaksin tetap dalam kondisi steril
j.      Rapikan Alat
k.    Petugas mencui tangan
8.    Indikator kiner
Mendapatkan hasil yang baik dan efektif



SOP IMUNISASI BCG

1.    Nama Pekerjaan
Pemberian  Imunisasi BCG
2.    Tujuan
Sebagai acuan dalam pemberian imunisasi Bacillus Calmette Guerin (BCG ) agar anak mempunyai daya tahan terhadap penyakit Tuberkulosis (TBC)
3.    Ruang Lingkup
Semua pasien yang akan di imunisasi BCG di unit pelayanan statis pada anak berumur kurang dari 2 bulan.
4.    Ketrampilan Petugas
a.    Dokter
b.    Bidan
c.    Perawat
5.    Uraian Umum
a.    Tuberkulosis adalah penyakit yang disebabkan oleh Mycrobacterium tuberculosa.
b.     Vaksin yang sudah dilarutkan harus digunakan sebelum lewat 3 jam
6.    Alat dan Bahan
a.    Vaksin BCG
b.    Pelarut vaksin
c.    Spuit disposible 0,05 cc
d.    Disposibel 5 cc untuk melarutkan
e.     Kapas steril (air panas)
f.     Kartu imunisasi
7.    Langkah  Kerja
a.    Petugas mencuci tangan
b.    Pastikan vaksin dan spuit yang akan di gunakan
c.    Larutkan vaksin dengan cairan pelarut BCG 1 ampul ( 4 cc )
d.    Pastikan anak belum pernah di BCG dengan menanyakan pada orang tua anak tersebut
e.    Ambil 0.05 cc vaksin BCG yang telah kita larutkan tadi
f.     Bersihkan lengan dengan kapas yang telah dibasahi air bersih, jangan menggunakan alkohol / desinfektan sebab akan merusak vaksin tersebut
g.    Suntikan vaksin tersebut sepertiga bagian lengan kanan atas (tepatnya pada insertio musculus deltoideus) secara intrakutan (ic) / dibawah kulit
h.    Rapikan alat-alat
i.      Petugas mencuci tangan
j.      Mencatat dalam buku
8.    Indikator Kinerja
Mendapatkan hasil yang baik , tepat  dan akurat












SOP IMUNISASI TT

 

1.    Nama Pekerjaan
       Pemberian Imunisasi Tetanus Toxoid
2.    Tujuan
Sebagai acuan untuk melaksanakan suntikan TT  untuk pemberian kekebalan aktif terhadap  tetanus.
3.    Ruang lingkup 
Petunjuk kerja ini mencakup unit pelayanan di ruang  tindakan, unit pelayanan KIA yang diberikan pada ibu hamil dan calon penganten.
4.    Ketrampilan petugas
a      Bidan terlatih.
b      Dokter
c      Perawat terlatih
5.    Uraian Umum
a      Imunisasi Tetanus Toxoid terbukti sebagai satu upaya pencegahan penyakit Tetanus.
b      Diberikan  pada usia kehamilan trimester pertama, dengan interval waktu 4 minggu.
c      Disuntikan pada lengan atas secara intra muscular (im) sebanyak 0,5 ml, Intra Muskular atau subcutan
d      Sebelumnya lengan dibersihkan dengan kapas steril (air panas).
e      Kontra indikasi : gejala –gejala berat karena dosis pertama TT
f       Referensi : pedoman teknis Imunisasi tingkat Puskesmas.
6.    Alat dan Bahan
a      Vinset
b      Kapas steril (air panas).
c      Spuit 0,5 cc
d      Vaksin TT
7.    Instruksi Kerja
a      Lakukan identifikasi dan anamnesa dengan menanyakan pada pasien :
·         Nama, Umur dan alamat
·         Apakah ada alergi terhadap obat-obatan
b      Pastikan kondisi pasien dalam keadaan sehat
c      Siapkan bahan dan alat suntik
d      Ambil vaksin dengan jarum dan semprit disposible sebanyak 0,5 ml
e      Persilahkan pasien duduk
f       Oleskan kapas alkohol pada lengan kiri bagian atas
g      Suntik pada lengan kiri bagian atas secara intra musculer
h      Buang jarum bekas suntikan ke dalam kotak
i       Persilahkan pasien menunggu 15 menit di luar, dan jika tidak terjadi efek samping pasien boleh pulang
j       Catat pada buku status dan KMS ibu hamil
8.    Indikator Kinerja
Tidak dak terjadi tetanus toxoid pada saat melahirkan